Wednesday, 13 January 2016



 Kalau datang ke danau toba tidak lengkap rasanya kalau kita tidak memijakan kaki di Pulau Samosir, yaitu  sebuah pulau vulkanik di tengah Danau Toba di provinsi Sumatera Utara. Sebuah pulau dalam pulau dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut menjadikan pulau ini menjadi sebuah pulau yang menarik perhatian para turis local dan mancanegara.
Banyak destinasi menarik dipulau ini yang sala satunya Tuktuk, Tutuk merupakan pusat konsentrasi turis di Pulau Samosir. Dari Parapat, Tuktuk dapat dihubungkan dengan feri penyeberangan. Selain perhubungan air, Pulau Samosir juga dapat dicapai lewat jalan darat melalui Pangururan yang menjadi tempat di mana Pulau Samosir dan Pulau Sumatera berhubungan.
Jika anda ingin berlibur di Samosir ada baiknya anda menggunakan jasa rental mobil atau motor untuk mengelilingi pulau samosir.




SEJARAH TERBENTUKNYA DANAU TOBA DAN PULAU SAMOSIR

Pulau Samosir sendiri terletak dalam wilayah Kabupaten Samosir yang baru dimekarkan pada tahun 2003 dari bekas Kabupaten Toba-Samosir. Di pulau ini juga terdapat dua buah danau kecil sebagai daerah wisata yaitu Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang yang mendapat julukan "danau di atas danau".
Pulau Samosir sendiri terdiri dari enam kecamatan dari sembilan kecamatan yang terdapat di Kabupaten Samosir.  dan memiliki luas 640 km2 dan merupakan pulau tengah danau kelima terbesar di dunia.

Danau Toba dan Pulau Samosir terbentuk dari letusan gunung berapi maha dahsyat sekitar 69000 sampai 77000 tahun yang lalu dengan skala 8.0 Volcanic Explosivity Index (VEI) . Skala 8.0 VEI dideskripsikan sebagai letusan supervulkanologi sangat dahsyat yang memuntahkan >1000 km3 material letusan dengan ketinggian letusan mencapai 50km dan mempengaruhi suhu dan kondisi di lapisan toposphere dan stratosphere bumi.


Letusan dari Toba telah menurunkan temperatur bumi sekitar 3 sampai 5 derajat celcius dan mencapai 15 derajat celcius pada latitude yang lebih tinggi, populasi manusia di bumi yang meninggal sampai 60%.
 
TANO PONGGOL, TERPISAHNYA SAMOSIR DARI DARATAN SUMATERA

Dahulu Pulau Samosir berada dalam satu daratan dengan Pulau Sumatera, berbentuk sebuah tanjung di Danau Toba. Bagian paling sempit dari Samosir adalah di Pangururan, lebarnya hanya sekitar 300 meter. Warga dulu menyeret perahu agar bisa pindah ke sisi Danau Toba yang satunya, daripada harus memutari Samosir.


Pada era penjajahan Belanda dibangunlah kanal sungai untuk mempertemukan kedua sisi Danau Toba. Perahu bisa lewat dari satu sisi Danau Toba, ke sisi lainnya tanpa memutari Samosir. Dengan kanal itu, terputuslah sudah Samosir dengan dataran Sumatera dan bisa dikatakan telah resmi menjadi sebuah pulau. Area pemotongan Samosir tersebutlah yang disebut dengan Tano Ponggol. Pada awalnya, area Tono Ponggol dibangun sebuah jembatan dengan menggunakan kayu untuk waktu yang cukup lama. Namun kini Jembatan Tano Ponggol sudah dibeton pada tahun 1982. Menurut buku-buku Budaya Batak, Tano Ponggol di “potong” Belanda dengan dua alasan yaitu pertama bertujuan untuk memperlancar transportasi air dan kedua bertujuan untuk memecah belah Bangsa Batak dahulu secara psikologis.

0 komentar:

Post a Comment