Tempe
merupakan salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh masyarakat.Tempe
merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi
merupakan bidang ilmu yang vital dan berhubungan dengan tekhnologi pertanian.
Metode ini sebenarnya telah di lakukan sejak jaman dahulu, tetapi hal ini belum
disadari oleh masyarakat umum.
1
CARA
PEMBUATAN TEMPE
a. Cara Sederhana
Carasederhana adalah cara pembuatan tempe yang biasa dilakukan oleh para pengrajin
tempe di Indonesia. Kedelai setelah dilakukan sortasi (untuk memilih kedelai
yang baik dan bersih) dicuci sampai bersih, kemudian direbus yang waktu
perebusannya berbeda-beda tergantung dari banyaknya kedelai dan biasanya
berkisar antara 60-90 menit.
Kedelai yang
telah direbus tadi kemudian direndam semalam. Setelah perendaman, kulit kedelai
dikupas dan dicuci sampai bersih. Untuk tahap selanjutnya kedelai dapat direbus
atau dikukus lagi selama 45-60 menit, tetapi pada umumnya perebusan yang kedua
ini jarang dilakukan oleh para pengrajin tempe. Kedelai setelah didinginkan dan
ditiriskan diberi ragi tempe, dicampur rata kemudian dibungkus dan dilakukan
pemeraman selama 36-48 jam
Kaum vegetarian
di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti
daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia,
tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti
Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.
Teknik telah
dikerjakan masyarakat Indonesia khususnya bermula dari masyarakat Jawa selama
beberapa abad yang lalu dengan prosedur pembuatannya masih sangat
sederhana. Berbagai bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan tempe,
tetapi yang paling populer dan paling banyak dipergunakan adalah tempe berbahan
dasar kedelai.
Untuk
memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus
yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti
jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan
harus dilakukan dengan cermat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah
proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai.
Dalam
pertumbuhannya, Rhizopus sp. membentuk benang-benang yang disebut sebagai
benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan
biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang
kompak. Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe.
Selama masa
pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp. juga menghasilkan enzim yang dapat
menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga protein-protein
dalam biji kedelai ini mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur Rhizopus
sp. Selain Rhizopus, diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang mungkin
turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktifitas yang nyata.
Namun
demikian, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang mungkin turut campur
ini akan terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp. melampaui masa
optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang berwarna
putih-kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama pada tempe yang dibiarkan
atau disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya bau amoniak. Adanya bau
amoniak pada tempe menunjukkan bahwa tempe tersebut mulai mengalami pembusukan.
Bau amoniak ini masih terasa sekali pun tempe telah dimasak, sehingga dapat
menurunkan cita rasa konsumen.
Oleh karena
itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas baik dan tahan agak lama, maka
selama proses pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan
kemurnian bibit (inokulum) yang akan digunakan.
Alat :
- Baskom.
- Saringan.
- Dandang.
- Kipas Angin /Kipas.
- Sotel kayu.
- Tampah.
- Kompor.
- Peralatan lain yang
diperlukan.
Bahan :
- Kacang kedelai.
- Ragi tempe (inokulum RAPRIMA) atau
biakan murni Rhizopus sp.
- Kantong plastik, atau daun
pisang, atau daun jati.
1. Cucilah
tampah, ayakan, kipas dan cukil yang akan digunakan, kemudian dikeringkan.
2. Bersihkan kacang kedelai dari
bahan-bahan lain yang tercampur, kemudian cuci hingga bersih.
3. Rendam kacang kedelai yang telah
dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air dingin biasa (proses hidrasi agar
biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin).
4. Lepaskan kulit biji kedelai yang
telah lunak, kemudian cuci atau bilas dengan menggunakan air bersih.
5. Kukus / rebus biji kedelai tersebut
sampai empuk.
6. Setelah biji kedelai terasa empuk,
tuangkan biji-biji tersebut pada tampah yang telah dibersihkan, lalu diangin-angin
dengan kipas/ kipas angin sambil diaduk-aduk hingga biji-biji tersebut terasa
hangat.
7. Taburkan ragitempe(RAPRIMA) yang
telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk supaya merata (1,5 gram
ragitempeuntuk 2 kg kedelai). 8. Siapkan kantong plastik atau daun pisang, atau
daun jati untuk pembungkus. Bila kantong plastik yang digunakan sebagai
pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada kantong tersebut dengan
menggunakan lidi atau garpu.
8. Masukan kedelai yang telah diberi
ragitempe(RAPRIMA) ke dalam pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengan
selera
9. Proses fermentasi63256
10. kacang kedelai ini pada suhu
kamar selama satu atau dua hari atau hingga seluruh permukaan kacang kedelai
tertutupi jamur.
·
Catatan:
- Perhatikan kebersihan tempat
kerja dan kebersihan peralatan kerja akan meningkatkan kualitas tempeyang
dihasilkan.
- Suhu ruang yang lebih hangat
mempercepat proses fermentasi jamur pada tempe.
Dalam sub bab ini dikemukakan biaya
produksi yang dikeluarkan
untuk belanja dan membayar karyawan, berbeda dengan
usaha lain yang memiliki jadwal belanja bulanan dan bahan baku produksi yang
disimpan digudang, pada produksi tempe ini hampir setiap bahan merupakan hasil
belanja harian. Atau paling lambat belanja dilakukan tiga hari sekali.
Dan berikut adalah biaya yang
dikeluarkan untuk produksi, dengan tingkat besaran bahan baku yang digunakan
per hari adalah 68kg bahan baku kedelai:
Bahan baku:
- kacang kedelai 68kg @ Rp 6.500,-
= Rp.442.000,-
- ragi tempe 3 bungks @ Rp. 10.000
= Rp. 30.000,-
Sub
total
Rp. 472.000
Bahan tambahan:
-
1/4 kg
plastik
= Rp. 7.500,-
-
Obat nyamuk
bakar (alat bantu
rekat)
= Rp. 1.500,-
-
3 ikat Daun
pisang
@1200
= Rp. 3.600,-
-
Gas 16000/3
(gas diisi ulang tiap 3
hari)
= Rp. 5.400
Sub
total
Rp. 18.000,-
Gajih karyawan
-
Ongkos
harian 4 orang x @Rp.
20.000,-
= Rp. 80.000,-
-
Uang rokok
4x Rp.5000
= Rp. 20.000,-
Sub total
= Rp. 100.000
Transportasi
= Rp. 40.000,-
Maka jumlah total biaya produksi harian adalah
sebesar:
Bahan baku
= Rp. 472.000,-
Bahan tambahan
= Rp. 18.000,-
Gaji karyawan
= Rp. 100.000
Trasnportasi
= Rp. 40.000
Total biaya produksi
= Rp. 662.000
Dengan hari libur satu hari dalam
seminggu dan rata-rata 30 hari dalam sebulan, maka hari efektip produksi
menjadi 26 hari, dan hari jum’at adalah hari dimana kegiatan produksi
diliburkan.
Total biaya produksi dalam satu bulan menjadi:
26 (hari) x Rp. 622.000,- = Rp.16.172.000
Jumlah total biaya produksi bulanan adalah
Rp.16.172.000
4.1 Hasil
Produksi Dan Harga Jual
Dalam produksi ini (tempe Pak
Yayan), dengan menggunakan bahan baku kacang kedelai sebanyak 68kg bisa
menghasilakan sebanyak 820 bungkus (yang biasa terjual habis) dengan
rincian:
-
Bungkus
besar = 252 bungkus
-
Bungkus
kecil = 568 bungkus
Dengan harga jual bungkus kecil Rp.
1000 dan bungkus besar Rp.1500 (pedagang pasar biasa memotongnya kembali dalam
bentuk yang lebih kecil, dengan tujuan margin menjadi lebih tinggi).
Dengan harga tersebut maka nilai
penjualan akan menjadi :
Bungkus besar
= 252 x 1500
= Rp. 378.000,-
Bungkus kecil
= 568
x 1000 = Rp. 568.000,-
Total penjualan
Rp.946.000,-
Perhitungan total penjualan bulanan
menjadi :
26 (hari) x Rp.946.000
=Rp.24.596.000,-
Jadi penjualan total dalam satu
bulan adalah Rp.24.596.000,-
Barang dihitung habis karena memang
pada kenyataanya produk yang terbungkus slalu terjual habis, jikapun tersisa
tidak mencapai 5% dan jika ada sisa dari jumlah tersebut tempe akan diolah
menjadi bahan pembuat ragi tempe dan akan menjadikan pembelian ragi tempe
tertutupi. Maka siklus barang habis adalah perhitungan misti.
Tempe merupakan nama yang tidak asing lagi bagi masyarakat kita, dari
tingkat pedesaan hingga tingkat kota. Kini konsumen tempe tidak hanya rakyat
biasa, melainkan mencangkup pula masyarakat kelas menengah ke atas. Hampir
setiap hari dari berbagai pengelola produksi tempe terus memproduksi usahanya
tersebut, maka tak heran lagi bila kita menemui tempe dari berbagai bentuk dan
ukurannya. Disamping nilai gizinya tinggi juga harganya pun murah, serta mudah
memperolehnya.
Dengan melihat kandungan nilai gizi tersebut, yang dulunya tempe hanya
dijadikan konsumsi kelas rakyat, namun sekarang sudah dinikmati segala
lapisan-bahkan di restoran elit dan hotel berbintang pun tak luput menyajikan
tempe dalam ragam penyajian yang lebih canggih.
Target yang kami tuju dari produksi tempe ini adalah Swalayan, Pasar,
hingga pedagang asongan. Kami yakin untuk tahun-tahun berikutnya produksi kami
akan meningkat, hal ini disebabkan karna mayoritas masyarakat kita merespon
positif tentang tempe, jika produksi kami meningkat, kami akan mentargetkan
atau memasarkan ke dunia Internasional. Hal ini disebabkan karena sebagian
masyarakat dunia pernah merasakan kelezatan dari tempe tersebut, maka tak heran
jika masyarakat dunia terutama Amerika Serikat, Jepang, Korea ingin meneliti
pembuatan tempe tersebut. Selain usaha tempe kami terkenal, nama bangsa kita
akan dikenal di dunia Internasional.
Peluang pasar tempe yang prospektif ini, kiranya dapat mendorong dan memacu
parajin tempe untuk dapat lebih memanfaatkan peluang tersebut. Tidak menutup
kemungkinan kesempatan berusaha tempe ini mengundang orang-orang lain yang
selama ini belum memahami dunia pertempean, usaha tempe kedelai ini menjajikan
keuntungan.
perhitungan laba rugi ini didapat
dari selisih harga jual dan biaya produksi, baik harian ataupun bulanan. Dengan
demikian selisih tersebut menjadi dua bagian, yakni perhitungan laba rugi
harian dan perhitungan laba rugi bulanan sebagaimana berikut:
Laba rugi = Harga Jual-Biaya Produksi
|
a.
Perhitungan
laba/rugi harian
Rp.946.000 –
Rp.662.000 = Rp.284.000,-
Maka
keuntungan bersih yang diperoleh setiap hari adalah sebesar Rp.284000,-
b.
Perhitungan
laba/rugi bulanan
Rp.24.596.000,-
– Rp.16.172.000,- = Rp.8.424.000,-
Dengan
demikian keuntungan bulanan yang diperoleh adalah sebesar Rp. 8.424.000,-
Dari
perhitungan diatas jelas menunjukan bahwa usaha pembuatan tempe yang dijalani
oleh pak yayan terbukti menguntungkan
klo untuk membuat ragi tempe sendiri gimana mas caranya...
ReplyDeleteTerimaksih info nya,,sangat inspiratif untuk memcoba berwirausaha,,!!
ReplyDeleteTerimaksih info nya,,sangat inspiratif untuk memcoba berwirausaha,,!!
ReplyDeleteMakasih mang
ReplyDeleteSaya ada keinginan untuk berwirausaha dengan bisnis tempe, sepertinya saya harus banyak2 mencari ilmu dengan bertanya langsung kepada ahlinya. Terimakasih sudah mau men share
ReplyDeleteTerimakasih mas, atas perincian nya, ini bisa menjadi pertimbangan buat wirausahawan baru seperti saya
ReplyDeleteobat nyamuk bakar (bahan perekat) itu maksudnya gimana pak
ReplyDeleteOrang tua saya sudah lama usaha tempe daun namun masih dlam produksi yg amat kecil, 4 kg sehari, Saya punya fikiran untuk mengembangkanya , mksih ilmunya
ReplyDeleteSangat brmanfaat Pak,,trmkasih bnyak,,Smg mnjadi berkah amiin..
ReplyDeleteSangat brmanfaat Pak,,trmkasih bnyak,,Smg mnjadi berkah amiin..
ReplyDeleteMantaf
ReplyDeleteKalau harga kedelai nya 25000/ kg gmna ya mang
ReplyDeleteTerimakasih .. sangat bermanfaat sekali infonya
ReplyDeleteSaya ingin berbagi kesaksian tentang bagaimana layanan pendanaan Le_Meridian membantu saya dengan pinjaman 2,000,000.00 USD untuk membiayai proyek pertanian ganja saya, saya sangat berterima kasih dan saya berjanji untuk membagikan perusahaan pendanaan yang sah ini kepada siapa pun yang mencari cara untuk memperluas bisnisnya project.the company adalah perusahaan pendanaan UK / USA. Siapa pun yang mencari dukungan keuangan harus menghubungi mereka di lfdsloans@outlook.com Atau lfdsloans@lemeridianfds.com Bpk. Benjamin juga menggunakan whatsapp 1-989-394-3740 untuk mempermudah segala pemohon.
ReplyDelete