Pemenuhan
kebutuhan dan keinginan serta nilai kualitas jasa sangat ditentukan oleh
tingkat kepentingan maupun kepuasan pelanggan sebagai pemakainya. Pelayanan
yang kurang memuaskan akan menyebabkan berkurangnya konsumen atau bahkan hilang
karena konsumen berpindah ke jasa layanan lain. Hal ini merupakan tantangan
besar bagi perusahaan dalam membangun citra perusahaan yang tidak hanya mampu
membuat dan membangun tapi juga dapat memberikan pelayanan yang memuaskan.Oleh
sebab itu perusahaan perlu mengetahui perilaku pelanggan dalam membeli,
menggunakan dan mengevaluasi jasa dalam rangka pemenuhan dan pemuasan
kebutuhan.
Rumah makan itu sendiri
memiliki tantangan untuk tetap mempertahankan usahanya antara lain bagaimana
menjaga kualitas pelayanan agar dapat bersaing dengan produk serupa dan juga
produk pengganti lainnya yang saat ini semakin banyak bermunculan. Salah satu
faktor yang harus diperhatikan dalam menjaga kualitas pelayanan yaitu dengan
memberikan pelayanan yang memuaskan, sesuai dengan atau melebihi harapan
pelanggan.Sehingga dirasakan sangat penting untuk mengetahui pelayanan yang
diharapkan oleh pelanggan.
Bila ditinjau
dari sudut pandang perusahaan, salah satu cara yang efektif dalam melakukan
diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan. Hal ini membawa
perubahan yang cukup mendasar dalam bisnis utama suatu perusahaan.Sebagai
contoh, semakin banyaknya bisnis utama restoran bergeser dari sekedar
menyediakan segala macam makanan untuk dijual, menjadi usaha melayani dan
memuaskan rasa lapar pelanggan dengan disertai usaha menyediakan suasana yang
kondusif bagi pelanggan untuk menikmati hidangan.Bahkan tidak jarang pula di
restoran disajikan pula hiburan musik.
Analisis
mengenai tingkat kepuasan pelanggan ini nantinya dapat dijadikan sebagai dasar
untuk menentukan strategi dan program pemasaran yang relevan pada situasi dan
kondisi saat ini.Maka dari itu untuk menghadapi persaingan saat ini Rumah Makan
Minang Maimbau perlu menentukan strategi dan program pemasaran yang relevan,
efektif dan efesien dengan berlandaskan kepada wawasan yang lebih luas.
Manajemen
pemasaran mengenal konsep bauran pemasaran (Marketing
Mix) sebagai variabel-variabel keputusan yang dapat dikendalikan oleh
manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. Di dalam konsep bauran pemasaran (Marketing Mix) terdapat 7 variabel
yaituProduk (product), harga (price), promosi (promotion) dan tempat (place),
proses (process),personil (personil), dan fasilitas fisik (physical facility). Analisis tingkat
kepuasan pelanggan memberikan landasan yang baik untuk memahami dan
memanfaatkan lebih efektif lagi konsep dan metode-metode pemasaran produk bagi
strategi dan program pemasaran.Strategi dan program pemasaran diperlukan untuk
mengatasi permasalahan pemasaran yang kompleks melalui pendekatan terhadap
sistem nyata di dalam perusahaan.
Berdasarkan
hasil penelitian terdahulu oleh Indra (2013) Melakukan penelitian tentang
pengaruh kualitas dan harga produk terhadap kepuasan konsumen pada kilang padi
Tani Jaya Simpang Dolok Lima Puluh.Metode yang digunakan adalah metode analisis
deksriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier
berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial serta
pengujian koefiesien determinasi. Dimana hasil pengujian ini bernilai sebesar
0,660 berarti 66,0 % kepuasan konsumen sebagai variabel terikat dapat diperjelasoleh
kualitas dan harga sebagai variabel bebas sedang sisanya 34,0 % dapat
dijejaskan oleh variabel lainnya.
Penelitian lainnya oleh Sinaga (2013) melakukan penelitian
tentang pengarus kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan
konsumen pada Depot Air Minum Annisa Water Indrapura. Berdasarkan uji F dan uji
T diketahui pengaruh variabel independen dengan variabel dependen pada tingkat
kepercayaan 95% dengan α = 0,05. Hasil pengujian uji serempak, hipotesis
terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk dan kualitas pelayanan
terhadap kepuasan konsumen pada Depot air minum isi ulang Annisa Water
Indrapura, dan uji parsial menunjukkan bahwa variabel pelayanan yang lebih
dominan dibandingkan dengan variabel kualitas produk. Artinya bahwa 34,4 % variabel kepuasan konsumen dapat diperjelas oleh
variabel kualitas produk dan kualitas pelayanan. Sisanya 56,6% disebabkan oleh
variabel lainnya.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete