Tuesday, 18 November 2014

Kumpulan Tari Daerah Sumatera Utara



Tapanuli Utara
Tari Tor-Tor Tujuh Cawan

          Tari Tor-Tor Tujuh Cawan tidak bisa dipelajari sembarangan orang kecuali kalau memang sudah jodoh. Lewat turun temurun, tarian tujuh cawan dianggap sebagai tarian paling unik karena sang penari harus menjaga keseimbangan tujuh cawan yang diletakkan di kedua belah tangan kanan dan kiri tiga serta satu di kepala. 
            Tarian tujuh cawan mengandung arti pada setiap cawannya. Untuk cawan 1 mengandung makna kebijakan, cawan 2 kesucian, cawan 3 kekuatan, cawan 4 tatanan hidup, cawan 5 hukum, cawan 6 adat dan budaya, cawan 7 penyucian atau pengobatan. Kegunaan lain dari tarian ini adalah untuk membuang semua penghalang bagi orang yang hadir disitu, tentunya bagi yang percaya. Biasanya manusia punya kegagalan karna ada penghalang bawaan dari lahir, karma, guna-guna, atau akibat perbuatan sendiri.

            Dari segi budaya, tarian ini merupakan tarian spiritual tertinggi di Danau Toba. Sekarang tarian ini juga digunakan untuk pelantikan menteri, walikota, bupati dll. Dari dulu tarian ini sudah menjadi kebanggan di kalangan orang Batak. Tarian ini juga dulunya digelar di opera Batak. 
            Gerakannya se-irama dengan iringan musik (Margondang) yangdimainkan dengan alat-alat musik tradisional seperti gondang,suling, terompet batak, dan lain-lain.
Tor-Tor Tongkat Panaluan

            Tari tongkat Panaluan adalah sebuah tongkat yang bersifat magis dan terbuat dari kayu yang telah diukir dengan gambar kepala manusia dan binatang, panjang tongkat tersebut diperkirakan lebih kurang 2 (dua ) meter sedangkan tebalnya / besarnya kira – kira 5-6 cm..
            Dalam suku batak tongkat panaluan dipakai oleh para datu dalam upacara ritus, dan tongkat ini dipakai para datu (dukun) dengan tarian tortor yang diiringi gondang (gendang) sabangunan.
Konon menurut sejarah suku batak bahwa Tunggal Panaluan ini merupakan fakta sejarah yang memiliki kisah hubungan terlarang, pada dahulu kala ada seorang raja yang tinggal di desa Sidogor dogor Pangururan di pulau Samosir di teluk perpisahan antara darat dan air, Raja ini bernama Guru Hatiabulan dengan memiliki seorang istri bernama Nan Sindak Panaluan.
  Tor-Tor Sigale-Gale

          Sigale-gale merupakan pertunjukan kesenian dari daerah Tapanuli Utara. SiGale-gale adalah nama sebuah patung yang terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai pengganti anak raja Samosir yang telah meninggal. Untuk menghibur raja maka dibuatlah patung kayu yang di beri nama sigale-gale dan di gerakkan oleh manusia.
  Tari Souan
          Tari ini berasal dari daerah Tapanuli Utara. Tari ini merupakan tari ritual, dahulunya tari ini dibawakan oleh dukun sambil membawa cawan berisi sesajen yang Sebagai media penyembuhan penyakit bagi masyarakat Tapanuli Utara.
Tapanuli Selatan

Tari Endeng-Endeng



            Endeng-endeng dapat dikategorikan sebuah perpaduan tarian dan pencak silat. Tradisi ini lazimnya dilakukan masyarakat yang sedang menggelar pesat khitanan (sunat rasul) atau malam pesta perkawinan oleh masyarakat.Tari ini menggambarkan semangat dan ekspresi gembira masyarakat sehari- hari. Tari endeng-endeng merupan tari tradisi yang berasal dari daerah Tapanuli Selatan. Dalam penampilannya, endeng-endeng dimainkan oleh sepuluh pemain yakni dua orang bertugas sebagai vokalis, satu orang pemain keyboard, satu orang pemain tamborin, lima orang penabuh gendang, dan seorang pemain ketipung (gendang kecil). Biasanya lagu yang dibawakan berbahasa Tapanuli Selatan. Setiap tampil, kesenian ini memakan waktu empat jam. Daya tarik kesenian ini adalah joget dan tariannya yang ceria, sesuai dengan lagu-lagu yang dibawakan.
Simalungun
Tari Toping-Toping (Huda-Huda)

                         
            Toping-toping adalah jenis tarian tradisional dari suku Batak Simalungun yang dilaksanakan pada acara duka cita di kalangan keluarga Kerajaan. Toping-toping atau huda-huda ini terdiri dari 2 (dua) bagian, bagian pertama yaitu huda-huda yang dibuat dari kain dan memiliki paruh burung enggang yang menyerupai kepala burung enggang yang konon menurut cerita orang tua bahwa burung enggang inilah yang akan membawa roh yang telah meninggal untuk menghadap yang kuasa, bagian kedua adalah manusia memakai topeng yang disebut topeng dalahi dan topeng ini dipakai oleh kaum laki-laki dan wajah topeng juga menyerupai wajah laki-laki dan kemudia topeng daboru dan yang memakai topeng ini adalah perempuan karena topeng ini menyerupai wajah perempuan (daboru).
            Pada Zaman dahulu penampilan huda-huda atau toping-toping dan tangis-tangis hanya dilaksanakan dikalangan keluarga kerajaan saja.
Tari Manduda
          Tari ini berasal dari daerah Simalungun, menggambarkan kehidupan petani yang sedang turun kesawah dengan suasana gembira, mulai menanam padi hingga sampai kepada suasana menuai padi. Gerak memotong padi, mengirik dan menampis padi tergambar melaui motif-motif gerakannya yang lemah gemulai dan lincah.
 Nias
Balanse Madam

 
            Tari Balanse Madam sebuah tari tradisional yang terdapat di Seberang Palinggam Kota Padang, yang menjadi milik dan warisan budaya masyarakat Suku Nias Kota Padang. Tari Balanse Madam merupakan sebuah kesenian tari yang berupa peninggalan budaya lama yang telah ditransmisikan secara turun temurun dalam masyarakat suku Nias di Seberang Palinggam.
            Sejarah keberadaan Tari Balanse Madam tidak terlepas dari kehadiran bangsa Portugis di pantai barat pulau Sumatera pada abad ke enam belas. Kedatangan bangsa Portugis ke Kota Padang telah membawa dampak terhadap tumbuhnya kesenian di Padang waktu itu, diantaranya tari Balanse Madam dan Musik Gamad. Nosafirman (1998: 2) menjelaskan seabad sebelum tanggal 7 Agustus tahun 1669, Namun kampung ini mulai ramai sejak orang-orang Portugis dan Aceh berdatangan untuk berdagang ke Kota Padang pada masa itu.Menilik kehadiran bangsa Portugis ke Padang sebagai pedagang, maka bersamaan itu pula berdatangan penduduk imigran dari pulau Nias untuk bekerja sebagai buruh atau pembantu di pelabuhan bagi bangsa Portugis.                                                     Dengan dipekerjakannya orang-orang Nias yang berada di Padang oleh Portugis, maka terjadilah relasi sosial budaya antara kedua suku bangsa tersebut, sehingga menularkan suatu bentuk kesenian yakni tari Balanse Madam. Awal lahirnya Tari Balanse Madam adalah akibat seringnya terjadi kontak (hubungan) sosial antara bangsa Portugis sebagai majikan dengan orang Nias sebagai bawahan atau pekerja. Setiap pesta yang dilakukan oleh bangsa Portugis baik di kapal ataupun di daratan selalu diperkenalkan tarian yang berbentuk tari pergaulan seperti dansa kepada orang-orang Nias.
Tari Baluse
 


            Tari baluse merupakan tari perang ala masyarakat Nias. Tarian ini berasal dari Nias Selatan. Sekarang ini, tari baluse biasanya digunakan untuk penyambutan tamu atau wisatawan.
Tari Maena

                
            Maena merupakan tarian yang sangat simpel dan sederhana, tetapi mengandung makna kebersamaan, kegembiraan, kemeriahan, yang tak kalah menariknya dengan tarian-tarian yang ada di Nusantara. Tari maena tidak memerlukan keahlian khusus. Gerakannya yang sederhana telah membuat hampir semua orang bisa melakukannya. Kendala atau kesulitan satu-satunya adalah terletak pada rangkaian pantun-pantun maena (fanutunõ maena), supaya bisa sesuai dengan event dimana maena itu dilakukan. Pantun maena biasanya dibawakan oleh satu orang atau dua orang dan disebut sebagai sanutunõ maena, sedangkan syair maena (fanehe maena) disuarakan oleh orang banyak yang ikut dalam tarian maena dan disebut sebagai sanehe maena/ono maena. Syair maena bersifat tetap dan terus diulang-ulang/disuarakan oleh peserta maena setelah selesai dilantunkannya pantun-pantun maena, sampai berakhirnya sebuah tarian maena. Pantun maena dibawakan oleh orang yang fasih bertuntun bahasa Nias (amaedola/duma-duma), namun seiring oleh perkembangan peradaban yang canggih dan moderen, pantun-pantun maena yang khas li nono niha sudah banyak menghilang, bahkan banyak tercampur oleh bahasa Indonesia dalam penuturannya, ini bisa kita dengarkan kalau ada acara-acara maena di kota-kota besar. Maena boleh dibilang sebuah tarian seremonial dan kolosal dari Suku Nias, karena tidak ada batasan jumlah yang boleh ikut dalam tarian ini. Semakin banyak peserta tari maena, semakin semangat pula tarian dan goyangan (fataelusa) maenanya. Maena biasanya dilakukan dalam acara perkawinan (falõwa/fangowalu) dan pesta (owasa/folau õri).
Tari Moyo (Tari Elang)

             
            Tari moyo atau tarian elang juga merupakan tarian yang biasa digunakan untuk penyambutan tamu agung yang dilakukan secara adat. Tarian ini biasanya dibawakan oleh gadis-gadis Nias yang melakukan gerakan layaknya burung elang.


Karo
Tari Piso Surit



          Piso Surit adalah salah satu tarian Suku Karo yang menggambarkan seorang gadis sedang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut sangat lama dan menyedihkan dan digambarkan seperti burung Piso Surit yang sedang memanggil-manggil. Piso dalam bahasa Batak Karo sebenarnya berarti pisau dan banyak orang mengira bahwa Piso Surit merupakan nama sejenis pisau khas orang karo. Sebenarnya Piso Surit adalah bunyi sejenis burung yang suka bernyanyi. Kicau burung ini bila didengar secara seksama sepertinya sedang memanggil-manggil dan kedengaran sangat menyedihkan. Jenis burung tersebut dalam bahasa karo disebut "pincala" bunyinya nyaring dan berulang-ulang dengan bunyi seperti "piso serit". Kicau burung inilah yang di personifikasi oleh Komponis Nasional dari Karo Djaga Depari dari Desat Desa dan penyelenggaraan pesta adat di Desa Seberaya diberi nama Jambur Piso Serit.
          Berkat kepiawaian Djaga Depari menciptakan lagu-lagu berbasis lagu Karo, Moralitas Masyarakat Karo,Perkembangan zaman, adat-istiadat Karo, romantisme sampai kehidupan perjuangan masyarakat Karo semasa merebut kemerdekan dari tangan penjajah pada masa lalu, sehingga sang maestro dianugrahkan gelar sebagai komponis nasional Indonesia, dan kini untuk lebih mengenang jasa-jasa beliau, maka dibangun sebuah monumen Djaga Depari, di Persimpangan antara Jl Patimura, Jl. Sultan Iskandar Muda dan Jl. Letjen Djamin Ginting

Guro-Guro Aron (Terang Bulan)

           
            Guro-guro Aron adalah arena muda-mudi Karo untuk saling kenal dan sebagai lembaga untuk mendidik anak muda-mudi mengenal adat.
Dahulu acara ini dibuat sebagai salah satu alat untuk membudayakan seni tari Karo agar dikenal dan disenangi oleh muda-mudi dalam rangka pelestariannya.
            Acara ini dilengkapi dengan alat-alat musik khas Karo yakni:
Sarune, gendang (singindungi dan singanaki), juga dari penganak.
Dairi
Tari Tak-Tak Garo-Garo


          Tari ini menggambarkan kehidupan burung, terbang kesana kemari mencari makan dan bersendau gurau dengan kawan-kawanya. Tari ini berasal dari Phakpak, Dairi, Sumatera Utara.
Sumber : http://naniksriwahyuni.blogspot.com
Monday, 17 November 2014

PENYEBARAN DAN PROSES REPRODUKSI ABALONE




1.      Penyebaran Abalone
Penyebaran kerang abalone sangat terbatas. Tidak semua pantai yang berkarang terdapat kerang abalone. Secara umum, kerang abalone tidak ditemukan di daerah estuaria yaitu pertemuan air laut dan tawar yang biasa terjadi di muara sungai. Ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adanya air tawar sehingga fluktuasi salinitas yang sering terjadi, tingkat kekeruhan air yang lebih tinggi dan kemungkinan juga karena konsentrasi oksigen yang rendah.
Abalone bitatnya di daerah pasang surut dan berkarang serta cenderung endemik di Indonesia Timur. Siput ini sifatnya nokturnal yang aktif di Malam hari. Keluarga Haliotidae hanya berisi satu genus, Haliotis. Genus itu mengandung sekitar 4-7 subgenera. Jumlah spesies diakui di seluruh dunia adalah sekitar 100

2.      Cara  Reproduksi :
Abalone tergolong hewan berumah dua atau diocis, yaitu betina dan jantan terpisah. Kematangan gonad induk jantan maupun betina berlangsung sepanjang tahun dengan puncak musim memijah terjadi pada bulan-bulan Juli dan Oktober. Telur yang siap dipijahkan berdiameter 100 µm, di laboraturium telur yang dipijahkan berdiameter rata-rata 183 µm (Cholik et al., 2005).
Proses pemijahan abalone umumnya berlangsung pada malam hari, yakni sekitar pukul 23.00 – 06.00. Pemijahan ditandai dengan induk jantan mengeluarkan sperma dan kemudian diikuti oleh induk betina dengan mengeluarkan sel telur. Abalone yang akan melakukan pemijahan merayap ke permukaan bak, kemudian sperma dan sel telur di semprotkan ke badan air. Air akan berubah menjadi bau amis dan menjadi keruh akibat pengaruh dari sperma dan sel telur yang dikeluarkan. Selain itu, juga terdapat gelembung-gelembung pada permukaan air. Proses embryogenesis berlangsung selama ± 5 – 6 jam dari proses pemijahan, telur akan berubah menjadi throcophor yang akan melayang-layang (planktonis) di badan air. Larva throcophor akan berkembang menjadi larva veliger dan menumbuhkan statosis setelah 30 jam dari proses pemijahan.

HABITAT DAN TINGKAH LAKU ABALONE

Kerang Abalone biasa ditemukan pada daerah yang berkarang yang sekaligus dipergunakan sebagai tempat menempel. Kerang abalone bergerak dan berpindah tempat dengan menggunakan satu organ yaitu kaki. Gerakan kaki yang sangat lambat sangat memudahkan predator untuk memangsanya.
Pada siang hari atau suasana terang, kerang abalone lebih cenderung bersembunyi di karang-karang dan pada suasana malam atau gelap lebih aktif melakukan gerakan berpindah tempat. Ditinjau dari segi perairan, kehidupan kerang abalone sangat dipengaruhi oleh kualitas air. Secara umum, spesies kerang abalone mempunyai toleransi terhadap suhu air yang berbeda-beda, contoh; H. kamtschatkana dapat hidup dalam air yang lebih dingin sedangkan H. asinina dapat hidup dalam air bersuhu tinggi (300C). Parameter kualitas air yang lainnya yaitu, pH antara 7-8, Salinitas 31-32ppt, H2S dan NH3 kurang dari 1ppm serta oksigen terlarut lebih dari 3ppm.

KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI ABALONE

1.      Klasifikasi Abalone
Klasifikasi abalone (Haliotis asinina) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Phylum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Sub kelas : Orthogastropoda
Superorder : Vetigastropoda
Family : Haliotidae
Genus : Haliotis
Species : Haliotis asinina Linnaeus, 1758
2.      Morfologi Abalone :
Haliotis asinina mempunyai bentuk cangkang memanjang yang tipis, rata dan tidak simetris. Ukuran tubuhnya (otot) sangat besar di bandingkan cangkangnya. Kepala berwarna kehijauan dan pada pinggir sekitar kepala berwarna hijau dengan bintik-bintik hijau gelap dan coklat. Kakinya berwarna krem kelihatan berbintik kecoklatan. Ukuran maksimum mata tujuh yang pernah ditangkap yaitu mencapai 20 cm panjang cangkangnya dengan berat tubuh kira-kira 1 kg. Cangkang berbentuk seperti telinga dan berwarna kemerah-merahan sampai coklat dengan gelombang cincin pertumbuhan pada permukaannya. Terdapat sirip hitam dan kekuningan pada permukaan dorsal dan warna kehijauan sampai keunguan pada strip otot jalannya.
Haliotis asinina memiliki ciri khas lubang terbuka di cangkangnya sebanyak enam atau tujuh buah dan kaki yang lebih besar dari bukaan cangkangnya. Abalon ini memiliki epipoda di sekeliling tubuhnya yang diselingi oleh tentakel-tentakel epipodial, keduanya berfungsi sebagai alat peraba. Lubang ketujuh pada cangkang abalon akan tertutup jika lubang baru di cangkang bagian depan terbentuk. Semua organ-dalam abalon berada tepat di bawah cangkang. Gonad abalon menutupi hati yaitu di bagian kanan (bila dilihat dari sisi dorsal). Organ ini melengkung seperti tanduk melingkari otot dorsal bagian posterior. Pada bagian depan tubuhnya terdapat sepasang mata dan sepasang tentakel sefalik yang panjang.
Lubang pada cangkang abalon berfungsi sebagai jalan air. Air akan masuk melalui bukaan cangkang arterior, seterusnya melalui insang yang bekerja mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Air kemudian akan dikeluarkan kembali melalui lubang respirasi ini. Arus di daerah dangkal tempat abalon bercangkang halus hidup, lebih cepat dan bergelombang tinggi. Lubang yang tidak menonjol dan cangkang yang halus pada Haliotis asinina menandakan aliran air dalam rongga mantel dibantu oleh gerakan silia. Perkembangan embrio dan larva H. asinina memiliki pola yang sama dengan perkembangan abalon lainnya yang kebanyakan berasal dari daerah beriklim dingin.
Abalon mempunyai bentuk yang hampir menggulung, gulungannya meluas dengan sangat cepat sehingga cangkangnya lebih kelihatan seperti mangkuk atau mirip telinga. Cangkang abalon dapat diidentifikasi lebih lanjut melalui urutan lubang kecil mengikuti tepi bagian sisi kiri cangkang. Cangkang berwarna khas hijau lurik dan merah hingga kekuningan, warna yang bagus untuk melindungi diri bagi binatang yang hidup dibatu.
Kerang abalone memiliki satu cangkang yang terletak pada bagian atas. Pada cangkang tersebut terdapat lubang-lubang dalam jumlah yang sesuai dengan ukuran abalone, semakin besar ukuran kerang abalone maka semakin banyak lubang yang terdapat pada cangkang. Lubang-lubang tersebut tertata rapi mulai dari ujung depan hingga belakang cangkang. Kerang abalone juga mempunyai mulut dan sungut yang terletak di bawah cangkang serta sepasang mata.
Ciri-ciri yang paling umum dari Haliotis adalah berbentuk seperti telinga dan memiliki pusat cangkang berbentuk lingkaran yang berukuran kecil dan terletak di bagian posterior. Pada bagian anterior yakni mantel tepi cangkang akan muncul lubang yang berfungsi dalam proses respirasi. Lubang tersebut akan bertambah jumlahnya seiring dengan bertambahnya ukuran cangkang, sampai terbentuk di sepanjang sisi kiri cangkang. Ketika abalon sedang rileks, tentakel dan mata akan menonjol dari bagian anterior ke cangkang. Penonjolan tersebut merupakan epipodium yang merupakan perluasan dari kaki dan merupakan sensor kecil tentakel.
Makanan dan Cara Makan :
Haliotis asinina (Abalon Mata Tujuh) merupakan organisme herbivore. Makanan alami abalone mata tujuh ini di alam adalah alga dan bentik diatom. Abalon ini merupakan hewan bersifat low trophic level (larvanya memakan benthik diatom atau mikroalga dan dewasanya memakan rumput laut atau makroalga). Perubahan kebiasaan makan dari mikroalga ke makroalga pada abalone daerah tropis terjadi setelah perkembangan ontogeni pada radulanya. Seperti halnya abalone daerah tropis, abalone temperate juga memakan mikroalga pada saat larva. Abalon memakan Gracillaria sp. dan Ulva serta Ecklonia, Laminaria, Macrocystis, Undaria dan Sargasum dengan cara grazing dengan menggunakan radula.
Juvenile abalone Haliotis asinina mengkonsumsi makroalga segar (Gracillaria sp.) 20-30% dari bobot tubuhnya setiap hari. Abalone mengkonsumsi sekitar 10% dari berat tubuhnya per hari (rumput laut basah), dan selama masa pertumbuhan, abalone dapat mengkonsumsi hingga 20% dari bobot tubuhnya. Juvenil Haliotis asinina (16-20 mm) mengkonsumsi 35-40% rumput laut dari bobot tubuhnya, sedangkan untuk ukuran yang lebih besar (>50 mm) konsumsi pakan hanya mencapai 5-10% dari bobot tubuhnya.
Secara garis besar ada 3 golongan seaweed/makro alga yang hidup di laut, yaitu; 1) makro alga merah (Red seaweeds), 2) alga coklat (Brown seaweeds), dan 3) alga hijau (Green seaweed). Ketiga golongan tersebut terbagi atas beberapa jenis dan beraneka ragam. Keragaman tersebut tidak semuanya dapat dimanfaatkan kerang abalone sebagai makanannya. Berikut ini spesies/jenis seaweed yang dapat dimanfaatkan kerang abalone sebagai makanannya, yaitu:
a. Makro alga merah, yaitu: Corallin, Lithothamnium, Gracilaria, Jeanerettia, Porphyra
b. Makro alga coklat: Ecklonia, Laminaria, Macrocystis, Nereocystis, Undaria, Sargasum
c. Makro alga hijau, seperti Ulva.


Makalah Tentang Kerang Abalone

KERANG ABALON
Deskripsi Umum :
Haliotis asinina merupakan jenis siput dengan satu cangkang di bagian atas, sering disebut kerang mata tujuh. Cangkangnya sebagaimana namanya punya 7 lubang di sisi kiri yang berfungsi untuk respirasi, mengeluarkan kotoran dan bahkan untuk mengeluarkan sperma atau ovum..
Kerang abalon memiliki struktur spiral rendah dan terbuka, dan ditandai dengan beberapa saluran pernapasan terbuka pori-pori di deretan dekat tepi luar. Lapisan dalam tebal terdiri dari nacre atau (penghasil mutiara), yang ada pada banyak spesies yang berwarna-warni, sehingga berubah warna yang membuat kerang terlihat menarik bagi manusia sebagai benda-benda dekoratif, dan sebagai sumber warna-warni dari mutiara. Daging abalon secara luas dianggap sebagai makanan yang diinginkan, dan dikonsumsi mentah atau dimasak dalam berbagai hidangan.
1.      Klasifikasi Abalone
Klasifikasi abalone (Haliotis asinina) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Phylum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Sub kelas : Orthogastropoda
Superorder : Vetigastropoda
Family : Haliotidae
Genus : Haliotis
Species : Haliotis asinina Linnaeus, 1758
2.      Morfologi Abalone :
Haliotis asinina mempunyai bentuk cangkang memanjang yang tipis, rata dan tidak simetris. Ukuran tubuhnya (otot) sangat besar di bandingkan cangkangnya. Kepala berwarna kehijauan dan pada pinggir sekitar kepala berwarna hijau dengan bintik-bintik hijau gelap dan coklat. Kakinya berwarna krem kelihatan berbintik kecoklatan. Ukuran maksimum mata tujuh yang pernah ditangkap yaitu mencapai 20 cm panjang cangkangnya dengan berat tubuh kira-kira 1 kg. Cangkang berbentuk seperti telinga dan berwarna kemerah-merahan sampai coklat dengan gelombang cincin pertumbuhan pada permukaannya. Terdapat sirip hitam dan kekuningan pada permukaan dorsal dan warna kehijauan sampai keunguan pada strip otot jalannya.
Haliotis asinina memiliki ciri khas lubang terbuka di cangkangnya sebanyak enam atau tujuh buah dan kaki yang lebih besar dari bukaan cangkangnya. Abalon ini memiliki epipoda di sekeliling tubuhnya yang diselingi oleh tentakel-tentakel epipodial, keduanya berfungsi sebagai alat peraba. Lubang ketujuh pada cangkang abalon akan tertutup jika lubang baru di cangkang bagian depan terbentuk. Semua organ-dalam abalon berada tepat di bawah cangkang. Gonad abalon menutupi hati yaitu di bagian kanan (bila dilihat dari sisi dorsal). Organ ini melengkung seperti tanduk melingkari otot dorsal bagian posterior. Pada bagian depan tubuhnya terdapat sepasang mata dan sepasang tentakel sefalik yang panjang.
Lubang pada cangkang abalon berfungsi sebagai jalan air. Air akan masuk melalui bukaan cangkang arterior, seterusnya melalui insang yang bekerja mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Air kemudian akan dikeluarkan kembali melalui lubang respirasi ini. Arus di daerah dangkal tempat abalon bercangkang halus hidup, lebih cepat dan bergelombang tinggi. Lubang yang tidak menonjol dan cangkang yang halus pada Haliotis asinina menandakan aliran air dalam rongga mantel dibantu oleh gerakan silia. Perkembangan embrio dan larva H. asinina memiliki pola yang sama dengan perkembangan abalon lainnya yang kebanyakan berasal dari daerah beriklim dingin.
Abalon mempunyai bentuk yang hampir menggulung, gulungannya meluas dengan sangat cepat sehingga cangkangnya lebih kelihatan seperti mangkuk atau mirip telinga. Cangkang abalon dapat diidentifikasi lebih lanjut melalui urutan lubang kecil mengikuti tepi bagian sisi kiri cangkang. Cangkang berwarna khas hijau lurik dan merah hingga kekuningan, warna yang bagus untuk melindungi diri bagi binatang yang hidup dibatu.
Kerang abalone memiliki satu cangkang yang terletak pada bagian atas. Pada cangkang tersebut terdapat lubang-lubang dalam jumlah yang sesuai dengan ukuran abalone, semakin besar ukuran kerang abalone maka semakin banyak lubang yang terdapat pada cangkang. Lubang-lubang tersebut tertata rapi mulai dari ujung depan hingga belakang cangkang. Kerang abalone juga mempunyai mulut dan sungut yang terletak di bawah cangkang serta sepasang mata.
Ciri-ciri yang paling umum dari Haliotis adalah berbentuk seperti telinga dan memiliki pusat cangkang berbentuk lingkaran yang berukuran kecil dan terletak di bagian posterior. Pada bagian anterior yakni mantel tepi cangkang akan muncul lubang yang berfungsi dalam proses respirasi. Lubang tersebut akan bertambah jumlahnya seiring dengan bertambahnya ukuran cangkang, sampai terbentuk di sepanjang sisi kiri cangkang. Ketika abalon sedang rileks, tentakel dan mata akan menonjol dari bagian anterior ke cangkang. Penonjolan tersebut merupakan epipodium yang merupakan perluasan dari kaki dan merupakan sensor kecil tentakel.
Makanan dan Cara Makan :
Haliotis asinina (Abalon Mata Tujuh) merupakan organisme herbivore. Makanan alami abalone mata tujuh ini di alam adalah alga dan bentik diatom. Abalon ini merupakan hewan bersifat low trophic level (larvanya memakan benthik diatom atau mikroalga dan dewasanya memakan rumput laut atau makroalga). Perubahan kebiasaan makan dari mikroalga ke makroalga pada abalone daerah tropis terjadi setelah perkembangan ontogeni pada radulanya. Seperti halnya abalone daerah tropis, abalone temperate juga memakan mikroalga pada saat larva. Abalon memakan Gracillaria sp. dan Ulva serta Ecklonia, Laminaria, Macrocystis, Undaria dan Sargasum dengan cara grazing dengan menggunakan radula.
Juvenile abalone Haliotis asinina mengkonsumsi makroalga segar (Gracillaria sp.) 20-30% dari bobot tubuhnya setiap hari. Abalone mengkonsumsi sekitar 10% dari berat tubuhnya per hari (rumput laut basah), dan selama masa pertumbuhan, abalone dapat mengkonsumsi hingga 20% dari bobot tubuhnya. Juvenil Haliotis asinina (16-20 mm) mengkonsumsi 35-40% rumput laut dari bobot tubuhnya, sedangkan untuk ukuran yang lebih besar (>50 mm) konsumsi pakan hanya mencapai 5-10% dari bobot tubuhnya.
Secara garis besar ada 3 golongan seaweed/makro alga yang hidup di laut, yaitu; 1) makro alga merah (Red seaweeds), 2) alga coklat (Brown seaweeds), dan 3) alga hijau (Green seaweed). Ketiga golongan tersebut terbagi atas beberapa jenis dan beraneka ragam. Keragaman tersebut tidak semuanya dapat dimanfaatkan kerang abalone sebagai makanannya. Berikut ini spesies/jenis seaweed yang dapat dimanfaatkan kerang abalone sebagai makanannya, yaitu:
a. Makro alga merah, yaitu: Corallin, Lithothamnium, Gracilaria, Jeanerettia, Porphyra
b. Makro alga coklat: Ecklonia, Laminaria, Macrocystis, Nereocystis, Undaria, Sargasum
c. Makro alga hijau, seperti Ulva.
3.      Penyebaran Abalone
Penyebaran kerang abalone sangat terbatas. Tidak semua pantai yang berkarang terdapat kerang abalone. Secara umum, kerang abalone tidak ditemukan di daerah estuaria yaitu pertemuan air laut dan tawar yang biasa terjadi di muara sungai. Ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adanya air tawar sehingga fluktuasi salinitas yang sering terjadi, tingkat kekeruhan air yang lebih tinggi dan kemungkinan juga karena konsentrasi oksigen yang rendah.
Abalone bitatnya di daerah pasang surut dan berkarang serta cenderung endemik di Indonesia Timur. Siput ini sifatnya nokturnal yang aktif di Malam hari. Keluarga Haliotidae hanya berisi satu genus, Haliotis. Genus itu mengandung sekitar 4-7 subgenera. Jumlah spesies diakui di seluruh dunia adalah sekitar 100
4.      Habitat dan Tingkah Laku Abalone
Kerang Abalone biasa ditemukan pada daerah yang berkarang yang sekaligus dipergunakan sebagai tempat menempel. Kerang abalone bergerak dan berpindah tempat dengan menggunakan satu organ yaitu kaki. Gerakan kaki yang sangat lambat sangat memudahkan predator untuk memangsanya.
Pada siang hari atau suasana terang, kerang abalone lebih cenderung bersembunyi di karang-karang dan pada suasana malam atau gelap lebih aktif melakukan gerakan berpindah tempat. Ditinjau dari segi perairan, kehidupan kerang abalone sangat dipengaruhi oleh kualitas air. Secara umum, spesies kerang abalone mempunyai toleransi terhadap suhu air yang berbeda-beda, contoh; H. kamtschatkana dapat hidup dalam air yang lebih dingin sedangkan H. asinina dapat hidup dalam air bersuhu tinggi (300C). Parameter kualitas air yang lainnya yaitu, pH antara 7-8, Salinitas 31-32ppt, H2S dan NH3 kurang dari 1ppm serta oksigen terlarut lebih dari 3ppm.
5.      Cara  Reproduksi :
Abalone tergolong hewan berumah dua atau diocis, yaitu betina dan jantan terpisah. Kematangan gonad induk jantan maupun betina berlangsung sepanjang tahun dengan puncak musim memijah terjadi pada bulan-bulan Juli dan Oktober. Telur yang siap dipijahkan berdiameter 100 µm, di laboraturium telur yang dipijahkan berdiameter rata-rata 183 µm (Cholik et al., 2005).
Proses pemijahan abalone umumnya berlangsung pada malam hari, yakni sekitar pukul 23.00 – 06.00. Pemijahan ditandai dengan induk jantan mengeluarkan sperma dan kemudian diikuti oleh induk betina dengan mengeluarkan sel telur. Abalone yang akan melakukan pemijahan merayap ke permukaan bak, kemudian sperma dan sel telur di semprotkan ke badan air. Air akan berubah menjadi bau amis dan menjadi keruh akibat pengaruh dari sperma dan sel telur yang dikeluarkan. Selain itu, juga terdapat gelembung-gelembung pada permukaan air. Proses embryogenesis berlangsung selama ± 5 – 6 jam dari proses pemijahan, telur akan berubah menjadi throcophor yang akan melayang-layang (planktonis) di badan air. Larva throcophor akan berkembang menjadi larva veliger dan menumbuhkan statosis setelah 30 jam dari proses pemijahan.